Pambudi A. (2006). Supersemar Palsu: Kesaksian Tiga Jenderal. Yogyakarta: Media pressindo
Dalam buku berjudul Supersemar palsu
: Kesaksian Tiga Jenderal yang ditulis
oleh A. Pambudi ini membahas tentang
misteri dari naskah asli supersemar. Kenapa ada ketidak jelasan tentang siapa
yang sebenarnya menyimpan naskah asli dari supersemar ini. Namun, buku ini
mengungkapkan setidaknya ada tiga versi dari naskah asli supersemar. Dimana
justru versi-versi yang berbeda ini dikeluarkan oleh institusi atau individu yang dianggap paling kompeten tentang
supersemar ini diantaranya yaitu Setneg dan pelaku sejarah itu sendiri.
Buku
ini juga kesaksian dari tiga orang jenderal yakni Letjen Soeharto, Brigjen M.
Yusuf dan Brigjen Amirmachmud yang dimana adanya ketidak konsistenan dari
kesaksian tiga jenderal ini yang membuat
masalah naskah asli ini menjadi semakin rumit karena kesaksian antara ke tiga
tidak valid satu sama lain padahal mereka adalah saksi hidup dari pristiwa ini.
Hal
lain yang dibahas adalah tentang pengambilan kekuasaan secara perlahan dari
gerakan 30 september serta beberapa lampiran memor dan wawancara beberapa tokoh
yang dianggap cukup kompeten.
Ketidakjelasan ini juga didukung oleh beberapa tokoh kenapa ada ketidakjelasan
tentang keaslian dari naskah asli supersemar. Menurut Taufik Abdullah “supersemar mungkin hilang karena
kelalaian, tetapi mungkin juga karena disengaja.” Sementara itu Ben Anderson
berpendapat “ mereka lupa bahwa surat yang harus diteken bung karno itu diketik
di atas kertas berkop Mabes A.D. jadi, (supersemar) perlu dihilangkan bukan
karena isinya tapi karena letter headnya.” Namun menurut Brigjen
M. Sabur, komandan resimen cakrabirawa, yang berperan mengiringi bung karno
dari Jakarta ke bogor pada 11 maret 1996, pernah mengungkapkan “itu semua hanya
apus-apusan (akal-akalan).
Naskah Supersemar
Naskah Supersemar
0 komentar:
Posting Komentar