ruangan ini menyediakan sebagian informasi yang diperlukan,,

Rabu, 28 September 2016



Empat Landasan Pengembangan Kurikulum
Zulfi Yanwar Hidayatul Wujdan
Pendidian IPS 3-B



Kurikulum sebagai suatu perangkat yang pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga.  Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36 ayat 1 bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suatu kurikulum diharapkan memberkan landasan, isi dan menjadi pedoman
Dalam mewujudkan pengembangan kurikulum ini harus di dasari oleh suatu landasan pengembangan yang jelas sebagai mana yang dikemukakan oleh Nana Syaodih Sukmadinata (1997) bahwa terdapat empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1.      Landasan filosofis,
2.      Landasan psikologis,
3.      Landasan sosial-budaya,
4.      Ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Sumber :
Sudrajat Akhmad.2008.Landasan Kuriulum. Diakses dari :
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/landasan-kurikulum/
https://independent.academia.edu/ZulfiYanwar/Analytics#/activity/overview?_k=o6slf8
06.58 No comments » by zulfiyanwar
Posted in ,

Selasa, 27 September 2016


Runtuhnya Kapitalisme

Ketika gonjang-ganjing financial dan ekonomi mengancam, para pemimpin dunia hanya punya satu solusi yakni menjadi penyokong setia kebijakan-kebijakan neoliberal yang terbukti demikian ganas selama lebih dari 25 tahun. Dengan memanipulasi statistic, mereka mengilusi public mengenai “kesuksesan” semu dan membalikan perhatian kita dengan isu “perang melawan terorisme”. Akan tetapi, sekarang strategi ini tak lagi mampu menyembunyikan ketidakmampuan kapitalisme untuk bertahan dengan cara memproduksi diri dan memaksimalkan profit, baik untuk menghadirkan tingkatan minimum keamanan ekonomi yang bisa diterima bagi mayoritas penduduk dunia, maupun untuk membalikan krisis finansial.

Rendahnya pertumbuhan, kurangnya pembagian keuntungan, krisis deposit keuangan, dan kebangkrutan usaha yang tak disangka-sangka adalah kenyataan kusam saat ini ketika kenyataan tersebut mulai terlihat di mata publilk, keraguan yang lebih besar terhadap berkelanjutan tatanan ekonomi yang sekian lama diterima begitu saja semakin membesar. 

 
picture by: http://www.hidayatullah.com/files/bfi_thumb/gal989527130-2xoca7tahvmpuftrnkpt6o.jpg

Pengakuan Kekalahan

Tidak ada seorang pun kecuali para pendukung ajaran kapitalisme kontemporer yang tidak setuju dengan anggapan bahwa tindakan yang disebut dengan campur tangan resmi pemerintahan pada pasar modal untuk mendukung nilai-nilai harga saham merupakan pengkhiatanan terbesar atas nilai-nilai yang seharusnya dipegang atau didasarkan. Namun demikian, dampak dari prilaku “aji mumpung” yang sudah berlaku sejak beberapa dekade yang mungkin bagi kita tidak lagi mengagetkan jika tindakan-tindakan seperti itu sudah dianggap normal oleh banyak orang yang seharusnya lebih mengetahuinya. Indikasi dari adanya prilaku ini adalah dari sebuah proposal yang dibuat dengan penuh keseriusan oleh sebuah lembaga think-thank bahwa pemerintahan AS harus memperluas efektifitas jaminannya atas simpanan deposito dan dana pensiun serta menambahkan dengan investasi perorangan dalam bentuk surat berharga.

Hal ini akan mengabaikan pemikiran rasional dari prinsip-prinsip risiko/imbalan yang merupakan dasar pemikiran penting dalam ajaran kapitalisme pasar. Akan tetapi menurut beberapa orang prinsip-prinsip resiko dan imbalan merupakan hal yang amat baik secara niskala namun sebagian besar hal itu tidak pernah ada dalam sistem keuangan AS. Pernyataan yang jujur ini sangatlah bertentangan dengan pernyataan yang diberikan oleh ketua badan cadangan federal dan para pejabat resmi lainnya, dan merupakan contoh bagaimana kapitalisme masa kini yang mulai tercerabut dari akar ideologinya dan mulai meninggalkan pemikiran tradisional atas disiplin pasar modal. Terlebih lagi, lebih masuk akal jika melihat bahwa sistem keuangan kapitalis kini telah benar-benar tidak berfungsi dan tidak lagi bisa ditolelir dalam masyarakat yang beradab.    

Sumber ;
1. Shutt Harry.2005.Runtuhnya Kapitalisme.Teraju.Jakarta (terjemahan)
2. Shutt.the trouble with capitalism.pp.60-61.

01.58 3 comments » by zulfiyanwar
Posted in

Minggu, 25 September 2016



Perkembangan Perilaku Psikomotorik

Perilaku psikomotorik dalam pelaksanaannya memerlukan adanya koordinasi fungsional antara neuronmuscular  system  (persyarafan dan otot) dengan fungsi psikis (kognitif, afektif dan konaktif ).
Mengutip dari Loree (1970:75) Loree menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal dan harus dikuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension). Kedia jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis dari perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan bekerja (working).
Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah 1. Bahwa perkembangan itu berlangsung dari sesuatu yang sederhana kepada sesuatu yang lebih kompleks, 2. Dari yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).        
Keterampilan berjalan diawali dengan gerakan-gerakan psikomotorik dasar (locomotion) yang harus dikuasi selama tahun pertama kehidupannya. Perkembangan psikomotrik dasar itu berlangsung secara sekuensial, sebagai berikut: a. Keterampilan bergulir  (roll over) dari telentang hingga telungkup (5-8 bulan), b. Gerak duduk (sit up) yang bebas (8,3 bulan), c. Berdiri bebas (9,0 bulan) berjalan dengan bebas (Loree, 1970:75).
Dengan demikian dari gerakan-gerakan psikomotorik dasar itu tingkatan perkembangan penguasaanya dapat diprediksi. Jika terjadi kelambatan-kelambatan dari ukuran normalitas waktu diatas, berarti menandakan adanya kelainan tertentu.
Keterampilan memegang benda, sampai dengan 6 bulan pertama dari kelahirannya barulah merupakan gerakan meraih benda-benda yang ditarik ke dekat badanya dengan seluruh lengannya. Baru mulai pada masa enam kedua dari kelahirannya, jari-jemarinya dapat berangsur digunakan memungut dan memegang erat-erat benda, seraya memasukkan ke mulutnya. Keterampilan memegang secara bebas baru dicapai pula setelah keterampilan berjalan bebas dikuasai.
Sumber :
Abin, S.M. 2012. Psikologi Kependidikan Pendidikan Sistem Pengajaran Modul. PT Remaja Rosdakarya. Bandung
kali ini adalah ANOTASI.... anotasi dari buku yang berjudul Supersemar Palsu : Kesaksian Tiga Jendral yang ditulis oleh A.Pambudi.

Pambudi A. (2006). Supersemar Palsu: Kesaksian Tiga Jenderal. Yogyakarta: Media pressindo

         Dalam buku berjudul Supersemar palsu : Kesaksian Tiga Jenderal  yang ditulis oleh  A. Pambudi ini membahas tentang misteri dari naskah asli supersemar. Kenapa ada ketidak jelasan tentang siapa yang sebenarnya menyimpan naskah asli dari supersemar ini. Namun, buku ini mengungkapkan setidaknya ada tiga versi dari naskah asli supersemar. Dimana justru versi-versi yang berbeda ini dikeluarkan oleh institusi atau individu  yang dianggap paling kompeten tentang supersemar ini diantaranya yaitu Setneg dan pelaku sejarah itu sendiri. 

Buku ini juga kesaksian dari tiga orang jenderal yakni Letjen Soeharto, Brigjen M. Yusuf dan Brigjen Amirmachmud yang dimana adanya ketidak konsistenan dari kesaksian  tiga jenderal ini yang membuat masalah naskah asli ini menjadi semakin rumit karena kesaksian antara ke tiga tidak valid satu sama lain padahal mereka adalah saksi hidup dari pristiwa ini.

Hal lain yang dibahas adalah tentang pengambilan kekuasaan secara perlahan dari gerakan 30 september serta beberapa lampiran memor dan wawancara beberapa tokoh yang dianggap cukup kompeten.

Ketidakjelasan ini juga didukung oleh beberapa tokoh kenapa ada ketidakjelasan tentang keaslian dari naskah asli supersemar. Menurut Taufik Abdullah “supersemar mungkin hilang karena kelalaian, tetapi mungkin juga karena disengaja.” Sementara itu Ben Anderson berpendapat “ mereka lupa bahwa surat yang harus diteken bung karno itu diketik di atas kertas berkop Mabes A.D. jadi, (supersemar) perlu dihilangkan bukan karena isinya tapi karena letter headnya.” Namun menurut Brigjen M. Sabur, komandan resimen cakrabirawa, yang berperan mengiringi bung karno dari Jakarta ke bogor pada 11 maret 1996, pernah mengungkapkan “itu semua hanya apus-apusan (akal-akalan).   

                                                              Naskah Supersemar

 
12.41 No comments » by zulfiyanwar
Posted in , , , ,
Yo, kembali lagi dengan sebagian.com kalo ini mimin akan bahas materi sebagian tentang CAVING…

Caving… mungkin bukan merupakan suatu konsep yang tabu diantara orang-orang yang senang dengan kegiatan outdoor.. ini hanya sebagian dari apa sih caving itu? Ok, cek aja langsung biar ga keburu badmood baca intro..

   CAVING

 



CAVING merupakan suatu kata yang diambil dari kata  “cave” yang berarti gua, atau biasa diartikan sebagai kegiatan atau olah raga penelusuran gua. Namun gua tidak bisa berdiri sendiri, tetapi terdapat struktur alam yang melingkupi. Caving ini bukan hanya sekedar  kegiatan petualangan di dalam gua saja tapi caving sangat erat hubungannya dengan kegiatan ilmiah dalam Speleologi (ilmu tentang gua) itulah sebabnya caving dan speleologi merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan.  Speleologi yang didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang gua. Diambil dari kata-kata yunani “spelation“ yang berarti “gua“ dan “logos“ yang berarti “ilmu“. Jadi speleologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gua beserta lingkungannya.


Di indonesia ilmu ini berkembang tahun 1980-an. Sedangkan di inggris dan jerman sudah dipelajari secar intensif mulai pertengahan abad 19. Sebelum membicarakan speleologi lebih lanjut, harus kita ketahui defisi dari “gua “ itu sendiri.


1. Menurut IUS (Internasional Union of Speology) yang berkedudukan di wina, austria. Gua adalah setiap ruangan di bawah tanah, yang dapat dimasuki oleh manusia.


2.Menurut dr. R. K. T. Ko (ketua hikespi,1985). Gua adalah suatu lintasan sungai di bawah tanah yang masih mengalir (khususnya daerah batu gamping) Gua memiliki ciri khas dalam mengatur suhu udara di dalamnya, yaitu pada saat udara di luar panas, maka udara di dalam gua akan terasa sejuk, begitu sebaliknya. Sifat tersebut menyebabkan gua dipergunakan tempat berlindung manusia.


Dalam gua ini ada berbagai macam hal, sama seperti halnya dirumah kita pasti memiliki hiasan rumah atau ornament-ornamen yang dapat memperindah rumah gua juga memiliki hal seperti itu yang biasa disebut dengan Ornamen.


Ornamen gua ini terbentuk akibat adanya endapan-endapan kalsium yang terjadi melalui tetes-tetes air atau pun karena ter-erosi oleh aliran air. Pembentukan ornamen ini tidak membutuhkan waktu yang cepat.


Ketika berkegiatan di alam bebas khususnya gua setiap orang perlu memperhatikan etika apa saja yang harus dipahami,dihormati serta digugu oleh setiap petualangnya.

ETIKA PENELUSURAN GUA

1. TAKE NOTHING BUT PICTURE

"Dilarang mengambil apapun kecuali gambar (foto)"


2. LEAVE NOTHING BUT FOOT PRINT

"Dilarang meninggalkan apapun kecuali jejak kaki"


3. KILL NOTHING BUT TIME

"Dilarang membunuh apapun kecuali waktu"

Setiap kegiatan di alam terbuka selalu memiliki resiko untuk terjadi kecelakaan. Sebenarnya kasus kecelakaan di kegiatan alam terbuka relatif kecil, akan tetapi setiap terjadi suatu kecelakaan selalu di ekspose secara besar - besaran sehingga banyak pihak yang menganggap bahwa kegiatan alam terbuka resikonya jauh lebih besar. Padahal kalau kita membaca surat kabar setiap hari selalu terjadi kecelakaan di jalan raya, tetapi orang menganggap bahwa naik motor atau mobil jauh lebih aman dari pada melakukan kegiatan petualangan di alam terbuka. Pada dasarnya pada semua kegiatan alam terbuka bahaya kegiatan ini selalu terbagi dalam dua jenis yaitu : 


1. Bahaya dari pelaku kegiatan dan bahaya yang berasal dari lingkungan atau alam. Bahaya dari segi pelaku kegiatan sebenarnya dapat diminimalkan sekecil mungkin dengan melakukan persiapan pengetahuan, fisik, teknis  dan non teknis. 


2. Sedangkan bahaya dari segi lingkungan untuk sebagian orang tidak dapat diperhitungkan, misalnya faktor cuaca, tetapi untuk kegiatan speleologi dan penelusuran gua semua faktor masih dapat diperhitungkan, sehingga yang paling berperan adalah faktor  human error / kesalahan dari pihak manusia sebagai pelaku kegiatan. Dalam kegiatan speleologi dan penelusuran gua, bahaya dari faktor lingkungan dapat diminimalkan bahkan dihilangkan bila kualitas SDM / pelaku kegiatan di optimalkan, serta konsekuen terhadap etika, moral dan kewajiban penelusuran gua.

12.32 No comments » by zulfiyanwar
Posted in

Kamis, 22 September 2016


Sangiang Lawang

“Selama hidup saya selama ini, saya telah menyaksikan serentetan evolusi teknologi. Akan tetapi tidak satupun diantaranya yang tidak membutuhkan watak yang baik dan kememapuan berfikir yang baik (Bernard M. Baruch)”

Bernard merupakan seorang filsuf sekaligus wirausahawan yang sangat hebat selama Bernard menjalani usahanya Bernard sudah banyak menyaksikan dan menggunakan teknologi untuk kepentingan usahanya, menurut Bernard tidak ada satupun teknologi yang tidak membutuhkan watak yang baik dan kemampuan berfikir yang baik dalam mempergunakan teknologi tersebut. Itu artinya setiap teknologi menuntut penggunanya untuk dapat berwatak baik dan memiliki kemampuan berfikir yang baik dalam memanfaatkan teknologinya tersebut. Akan tetapi kenyataan yang bisa ditemukan selalu membuahkan hasil yang berbeda-beda disetiap tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda.

(Sangiang Lawang, 05 Juni 2016) Kampung Sangiang Lawang menjadi saksi akan ketidakseimbangan antara teknologi dengan dengan watak yang baik tersebut. Eksploitasi yang terjadi memang “sangat menguntungkan” jika ditilik dari segi ekonomi dan kehidupan, akan tetapi hal ini seakan menjadi pedang bermata dua yang memiliki catatan kelam dalam perjalanannya. Keuntungan yang didapat tidak setimpal dengan kerusakan yang sebabkan dari hasil eksploitasi ini. 

Kampung Sangiang Lawang merupakan salah satu daerah yang mengalami permasalahan alih fungsi lahan. Kampung Sangiang Lawang yang terletak di kawasan Karst Citatah-Rajamandala, Kec. Cipatat, Kab. Bandung Barat menurut penuturan Bapak Supriatna yang merupakan RT setempat “Daerah ini awalnya diperuntukan sebagai kawasan konservasi, Namun kawasan ini justru berkembang sebagai kawasan penambangan kapur”. Semakin meluasnya jangkauan perusahaan penambang kapur menyebabkan persoalan konversi lahan diarea pertanian menjadi area eksplorasi tambang melalui penerbitan Surat Izin Penambangan Daerah (SIPD). Hal ini semakin menambah sekelumit persoalan krisis ekologi di Kampung Sangiang Lawang yang kunjung usai, banyak cerita-cerita menarik mengenai Sangiang Lawang yang mulai hilang tertutupi oleh cerita-cerita kerusakan alam Sangiang Lawang.


Sangiang Lawang dan Cikaracaknya

Sangiang Lawang dan Cikaracaknya memiliki sebuah cerita menarik mengenai nama dan keberadaannya. Sangiang yang berasal dari kata “Sanghyang” yang dalam bahasa indonesia Sanghyang berarti dewa, dan lawang dalam bahasa indonesia berarti pintu atau lubang, sehingga jika diartikan sangiang lawang berarti dewa lubang/ pintu atau juga dapat diartikan sebagai  lubang/pintu dewa. Hal ini sejalan dengan fakta yang dapat ditemukan diwilayah Sangiang Lawang terdapat banyak lubang gua yang mungkin menjadi latar belakang penamaan wilayah Sangiang Lawang ini, Sangiang Lawang yang pada kisaran tahun 19-an merupakan suatu wilayah konservasi kawasan karst Citatah-Rajamandala memiliki bentang alam yang sangat indah kolaborasi perbukitan hijau dengan batuan-batuan yang mencuat dari dalam tanah serta gua-gua yang memiliki keindahannya tersendiri seakan menambah kesan bahwa ditempat ini menjadi tempatnya tinggal para dewa. 

Bukit Kampung Sangiang Lawang

     Salah satu gua yang terdapat di wilayah Sangiang Lawang adalah Gua Cikaracak, “Cikaracak” merupakan sebuah kata yang sudah tak asing lagi bagi masyarakat tataran sunda pribahasa “Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok” yang didefinisikan secara etimologi berarti “tetesan air menimpa batu pelan-pelan mejadi lubang” dalam kenyataanya merupakan suatu kebenaran jika tetesan air ini mengakibatkan lubang pada suatu batu yang keras sekalipun,   gua yang terbentuk dari hasil desakan air menjadi sebuah gua yang sampai saat ini selalu meneteskan air melalui tembok dan ornamen gua ini, hal tersebut menjadi latar belakang penamaan gua Cikaracak ini. Gua Cikaracak yang merupakan suatu gua horizontal yang didalamnya masih memiliki beberapa ornamen indah yang masih hidup saat ini.


Ornamen Bacon yang ditemukan


Tampak keindahan gua Cikaracak dari dalam
        Keindahan bak Stairway to heaven yang tersuguh saat pagi menjelang siang ini dapat ditemukan didalam gua Cikaracak ini.  

Sampah yang ditemukan

 
     Namun saat ini sangat disayangkan terdapatnya sampah sisa dari kegiatan manusia yang tidak bertanggung  jawab saat berkegiatan di gua cikaracak ini mengindisikan bahwa program Zero Waste Adventure benar-benar harus lebih giat lagi dikampanyekan untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi lagi, sekarang ini keberadaan gua-gua di Kampung Sangiang lawang sudah berkurang dan rusak akibat aktifitas penambangan dan eksplorasi orang-orang tak bertanggung jawab didalam gua-gua di Kampung Sangiang lawang.
 




Gua Cikaracak 1



Sangiang Lawang dan Pertambangannya



Lokasi Pertambangan


Akan tetapi persoalan yang terjadi tidak hanya sebatas krisis ekologi saja, “Kampung Sangiang Lawang memang pernah terjadi kontroversi antara masyarakat pribumi dengan perusahaan penambangan“ Ujar bapak Supriatna, untuk saat ini pasca penyelesaian kontroversi dengan warga ada beberapa dampak positif dan negatif yang dirasakan oleh warga dari adanya aktifitas penambangan ini.

Dampak Positif

Beberapa dampak positif yang dirasakan oleh sebagian besar warga diantaranya yaitu
a. Pada bidang ekonomi, terdapat perbaikan ekonomi pada masyarakat Kampung Sangiang Lawang dikarenakan 90% warga setempat dipekerjakan oleh perusahaan, upah yang didapatkan kisarannya cukup besar sesuai dengan batas Upah Minimum Regional (UMR)  yang berlaku. Menurut salah satu warga Kampung Sangiang Lawang “pekerjaan yang diberikan kepada warga sini sebagian besar masih sebatas pekerja kasar saja, untuk orang-orang yang memegang alat operasional dan administrasi perusahaan masih menggunakan orang-orang luar desa” akan tetapi menurutnya menjadi pekerja kasar saja sudah cukup untuk membiayai hidup keluarganya.

b. Pada bidang pembangunan, pada bidang pembangunan terdapat banyak dampak yang bisa dirasakan oleh warga mulai dari proyek pengecoran jalan yang sudah berlangsung selama 2 tahun terakhir, pembangunan masjid dan fasilitas umum yang mulai banyak di desa Sangiang diakomodir oleh perusahaan lewat bantuan berupa barang dan juga  uang untuk pembangunan, pembuatan akses air kerumah warga juga dirasakan sangat bermanfaat oleh warga setempat.

Dampak Negatif

Beberapa dampak negatif yang sangat dirasakan warga setempat diantaranya adalah
a. Dampak negatif yang dirasakan warga setempat khususnya warga yang menggantungkan hidupnya pada bidang lahan pertanian dan perkebunan sangat terasa sekali hilangnya sebagian besar lahan subur, sumber pengairan yang sangat jauh menyebabkan menurunnya tingkat penghasilan para petani, para petani yang umumnya sudah berusia lanjut dan tidak bisa bekerja dipenambangan sangat kesulitan dalam pendapatan seharinya-harinya. Perlu adanya pemberdayaan bagi orang-orang yang tidak mampu bekerja kasar agar tetap dapat membuat dapurnya tetap mengepul setiap hari

b. Polusi suara yang sangat mengganggu warga, polusi suara yang berasal dari ledakan-ledakan penghancur batu dan mesin-mesin besar yang beroperasi merupakan suatu dampak yang tidak dapat dihindari dari adanya aktifitas penambangan ini. Warga yang terganggu tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan polusi suara ini.

c. Kekhawatiran berkepanjangan yang dirasakan warga juga merupakan suatu dampak negatif yang besar, kekhawatiran akan terjadinya kecelakan dan bencana alam yang sangat rawan sekali terjadi diwilayah penambangan, terakhir beberapa bulan yang lalu terjadi longsor batu yang menyebabkan beberapa pekerja mengalami luka berat dan luka ringan.

Namun ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan yakni mengenai keadaan alam Desa Sangiang yang sangat memprihatinkan akan menjadi efek domino dikemudian hari nanti. Alam bukanlah sesuatu yang bisa dilawan oleh manusia, manusia perlu menjaga alam agar tetap lestari, alam bukan sebagai warisan dari nenek moyang akan tetapi alam adalah  titipan dari anak cucu dimasa depan.

Sumber :
Jurnal, Maulana Yoga C..2011. Pengelolaan Berkelanjutan Kawasan Karst Citatah-Rajamanala


06.30 2 comments » by zulfiyanwar
Posted in

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter